Monday, August 13, 2007

Jalan-jalan ke Jodoh Nagoya Batam #03



Nah jalan-jalan ke Jodoh Nagoya kali ini agak membuat merinding bulu kuduk kita, soalnya ...iihhhh ngeriiii, itu tuh FORMALIN yang buat ngawetin MAYAT ternyata di campur ke dalam bahan makanan sampai yang tega-teganya sekarang lagi marak sekarang adalah PERMEN IMPORT BERFORMALIN...hwuaaa kasihan sekali tuh adek-adek yang seneng maem permen..sungguh "menari diatas penderitaan orang lain". Padahal efek formalin tersebut akan terjadi sekitar 10 tahun kemudian baru bereaksi yaitu KANKER, alamaaakkk begitu mudahnya racun itu masuk ke makanan kita tanpa adanya pengawasan yang NJLIMET (teliti-bhs jawa) dari para pejabat yang mengurusi soal ijin masuk makanan ini ke Indonesia...duh jadi takut maem sembarangan nih

Jalan-jalan ke Jodoh Nagoya Batam #02



Namanya juga anak, biar gak ada pasti deh bakalan diada-adain, termasuk buat ospek masuk pertama sekolah sama buat beliin seragam....wuiihhhh mahal cinnk!!! ...ya tapi namanya kebutuhan buat si buyung, ya kalau sampai sekolahnya terbengkalai, mau jadi apa ntar generasi penerus tersebut mengimbangi globalisasi yang membutuhkan orang-orang "BERPENDIDIKAN". Makanya itu di jalan-jalan Jodoh Nagoya Batam, banyak sekali pedagang dan pembeli yang sedang tawar-menawar harga sebuah kacamata buat ospek, seragam melayu atau malahan tawar menawar harga satu stel seragam sekolah...

Jalan-jalan ke Jodoh Nagoya Batam #01



Jalan-jalan ke Jodoh Nagoya, kota Batam kali ini memang agak panas, berdebu dan macet. Dari pada pedagang yang gak tertib pas ngegelar dagangannya sampai ruwetnya jalan oleh banyaknya taksi-taksi yang gak berhenti pada tempatnya atau malahan ngambil penumpang seenak wudelnya......ya namanya juga di kota besar, yang nama keruwetan, kriminalitas sampai kebutuhan pokok, tidak habis sebagai bahan renungan.......

Campursari gitu loh.........



Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Istilah campursari dalam dunia musik nasional Indonesia mengacu pada campuran (crossover) beberapa genre musik kontemporer Indonesia. Nama campursari diambil dari bahasa Jawa yang sebenarnya bersifat umum. Musik campursari di wilayah Jawa bagian tengah hingga timur khususnya terkait dengan modifikasi alat-alat musik gamelan sehingga dapat dikombinasi dengan instrumen musik barat, atau sebaliknya. Dalam kenyataannya, instrumen-instrumen 'asing' ini 'tunduk' pada pakem musik yang disukai masyarakat setempat: langgam Jawa dan gending.

Campursari pertama kali dipopulerkan oleh Manthous dengan memasukkan keyboard ke dalam orkestrasi gamelan pada sekitar akhir dekade 1980-an melalui kelompok gamelan "Maju Lancar". Kemudian secara pesat masuk unsur-unsur baru seperti langgam Jawa (keroncong) serta akhirnya dangdut. Pada dekade 2000-an telah dikenal bentuk-bentuk campursari yang merupakan campuran gamelan dan keroncong (misalnya Kena Goda dari Nurhana), campuran gamelan dan dangdut, serta campuran keroncong dan dangdut (congdut, populer dari lagu-lagu Didi Kempot). Meskipun perkembangan campursari banyak dikritik oleh para pendukung kemurnian aliran-aliran musik ini, semua pihak sepakat bahwa campursari merevitalisasi musik-musik tradisional di wilayah tanah Jawa.